Mengapa inflasi terus meningkat?

 Penyebab Meningkatnya Inflasi


Pertanyaan ini keliru. Di Indonesia, harga-harga memang terus meningkat. Tetapi inflasi tidak terus meningkat dan bahkan cenderung menurun.

Sekali lagi, bedakan antara Harga dan Inflasi.

Coba kita lihat data di atas:

  • Consumer Price Index (CPI) memang terus meningkat dari tahun ke tahun. Bisa kita lihat pada harga makanan, rumah atau bahkan ongkos parkir. Dulu jaman saya sekolah, uang jajan Rp500 itu besaaarr. Bisa dapat semangkuk bakso. Sekarang kan ngga boleh, minimal Rp10.000.
  • Oya, CPI itu ukuran harga secara umum. Jadi kalau harga barang se-Indonesia Raya ini bisa dinyatakan dalam satu angka, CPI adalah angka agregat tersebut. Nanti ada breakdown-nya lagi: CPI untuk beras, CPI untuk sewa rumah, sampai CPI untuk pulsa handphone. Bahkan ada breakdown per wilayah: CPI Kota Bandung, CPI Jawa Tengah dst.
  • Di sisi lain, Inflation kita dalam tren menurun. Lho kok bisa beda begitu? Ini semata karena aritmatika biasa. Inflasi adalah turunan pertama (first derivative) dari harga. Rumusnya seperti di bawah ini.
  • Jadi meski harga naik, bisa saja inflasi turun. Nah kalau harga turun, yang terjadi adalah inflasi negatif atau dikenal dengan deflasi.

Pertanyaan selanjutnya: jadi yang bagus gimana. Harga naik atau harga turun? Inflasi atau Deflasi?

Saya pernah tulis panjang lebar di sini:

Jawaban Nurkholisoh Ibnu Aman untuk Bisakah inflasi di negara kita menjadi 0%?

Tapi tidak apa-apa kita ulangi:

  • Yang kita inginkan adalah inflasi (harga naik). Kita tidak ingin deflasi (harga turun).
  • Kenapa harga yang naik itu bagus?
    • Sebagai pengusaha, kita bisa menaikkan harga jual. Misal kalau punya bisnis warung Indomie. Tahun ini semangkuk kita jual Rp10.000. Dalam ekonomi yang inflasi, kita bisa berharap tahun depan jual semangkuk Rp12.000. Kalau ekonomi deflasi, kita tidak bisa menaikkan dan bahkan harus memotong harga jual.
    • Karena harga jual diperkirakan naik, pengusaha juga berani ber-ekspansi. Tambah karyawan, buka pabrik baru, beli mesin baru dst. Kalau harga jual turun? Lebih baik tutup toko! Siapa yang mau punya bisnis dengan omzet menurun?
    • Demikian pula sebagai karyawan, kita bisa berharap kenaikan gaji. Minimal sesuai inflasi. Nah kalau ekonomi deflasi? Yang ada gaji kita akan stagnan atau bahkan turun.
    • Pemerintah juga senang melihat harga naik karena artinya ada aktivitas ekonomi. Dalam kondisi inflasi, masyarakat akan terpacu untuk membeli barang. Kalau tidak beli sekarang, besok harga naik! Jadi lebih baik beli saja. Kalau kondisi deflasi? Tidak ada yang mau beli barang hari ini. Masyarakat memilih untuk menunda konsumsi karena menunggu harga turun. Tunda dan terus tunda. Akibatnya ekonomi lesu.
  • Oke inflasi memang bagus, tapi tidak sembarang inflasi. Kita ingin inflasi yang rendah dan stabil.
    1. Rendah itu seberapa? Ini ada hitungan ekonometri-nya, beda-beda untuk setiap negara. Singkatnya, kalau untuk Indonesia, angka inflasi yang 'baik' adalah 2–4% per tahun. Jadi tidak terlalu tinggi sehingga memberatkan tetapi tetap ada kenaikan harga supaya terjadi hal-hal positif di atas tadi. Kalau lihat gambar pertama, sesungguhnya inflasi Indonesia sudah masuk golongan 'inflasi baik'. Ini tidak mudah dicapai dan patut disyukuri.
    2. Stabil artinya tidak naik turun drastis (seperti mainan yoyo). Boleh naik atau turun, tapi perlahan dan sesuai perkiraan. Ini penting agar masyarakat dan pengusaha bisa merencanakan keuangan dengan baik. Investor juga akan yakin dengan kekuatan ekonomi kita karena ada kepastian harga.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama